Sekali-kali ngomongin politik boleh ya. Udah lama banget
sebenarnya pengen nulis tentang judul ini soalnya semakin menumpuknya berbagai
opini sy tetang tingkah laku media di Negara kita yang semakin aneh dan bagi sy
makin tidak kritis lagi???.
Ya, bukan hal yang aneh memang
tahun ini media kita (tv,Koran, majalah, online) sangat rame membicarakan
politik, toh udah tahun depan pemilu lagi jadi itu adalah hal yang sangat
lumrah dan udah seharusnya begitu. Tapi
bagi saya ada kecenderungan yang aneh terjadi dibeberapa media kita,
kecenderungan apa itu? Kecenderungan saling sikut lawan politik. Loh kok media
yang saling sikut bukan partai politik? Nah loh??? Nah itu dia menurut
pandangan sy yang masih awam ini, media kita seolah-olah digunakan oleh partai
politik untuk saling mencitrakan dan saling menjatuhkan lawan politik.
Bagi saya, media-media di Negara
kita digunakan untuk mencitrakan atau menjatuhkan lawan politik itu sama sekali
tidak mengkhawatirkan ketika media kita itu kritis, independen dan tau
posisinya dimana, tapi sayangnya pada kenyataanya media kita khususnya media
pertelevisian kita ini sebagian besar telah dipegang oleh orang-orang besar di
partai politik. Contohnya?? Ya kita semua udah tau dong dua tv besar yang
paling gencar ngomongin politik yaitu metrotv dan tvone. Siapa pemilik modal
terbesar mereka??siapa lagi kalau bukan Surya Paloh (Nasdem) dan Aburizal
Bakrie (Golkar) dan dditambah lagi rcti yang dipegang oleh Hari Tanoe yang
dulunya di Nasdem sekarang merapat ke Hanura. Nah loh..gimana tuh???
Sebenarnya tidak baik langsung
berprasangka buruk terhadap para media ini dan saya pun awalnya berusaha untuk
berprasangka baik dan menganggap bahwa para media ini akan bekerja se
independen mungkin walaupun modal terbesar mereka telah dipegang oleh
orang-orang besar parpol. Namun prasangka baik itu mulai terkikis sejak Negara
api menyerang….eh salah maksudnya sejak beberapa pemberitaan aneh mereka yang
tidak seimbang. Apa itu?? Saya ambil contoh kecil saja saat pemberitaan tv one tanggal
27 mei 2013 malam, pada saat itu saya baru saja pulang dari kuliah lapangan di
tegal (#penting haha) dan langsung menyetel tvone dan kebetulan saat itu topic
pembicaraanya adalah partai Nasdem dan inti dari diskusinya itu adalah pro
kontra calon presiden dari nasdem apakah Surya Paloh yang merupakan pendiri
nasdem yang pernah menyatakan bahwa nasdem tidak akan menjadi partai politik
(hahaha :P) atau ada kader lain? ya inti yang saya tangkap itu. Nah untuk
menyeimbangkan berita yang saya tonton saat itu saya coba pindah ke channel
metrotv (mungkin sj topic mereka sama) tetapi rupanya pada saat yang sama
pemberitaan di metrotv sendiri tidak membahas sedikit pun tentang prahara di
nasdem, tumben kan mereka nggan kompak padahal dari kemarin kedua tv ini kompak
membantai pks (hehe :P). Hal ini pun bukan hanya sekali terjadi, beberapa bulan
yang lalu sempat tvone sangat gencar memberitakan smpe beberapa hari tentang
konflik kader dan calon pemimpin partai
yang terjadi di partai nasdem yang saat itu puncaknya Hari Tanoe pindah
ke Hanura dan beberapa kader lainnya mundur dari jabatannya, klo kita tonton di
tvone pasti atmosfernya berasa sangat panas pada partai ini, namun klo kita
lihat di metrotv pada saat yang sama rupanya adem ayem aja kan,,haha lucu sekali.
Hal sebaliknya pun juga sering terjadi ketika metrotv lagi gencar-gencarnya
memberitakan tentang kejelekan golkar maka sudah pasti tvone yang adem ayem sj.
Kalau bukan partai pemilik modal mereka yang bermasalah? Ya sudah pasti
dibantai. Contohnya saja kasus PKS kemaren yang secara membabi buta khususnya
kedua tv ini benar-benar membantai PKS padahal belum ada bukti yang jelas
tentang kasus yang disangkakan oleh KPK yang (katanya) maha benar. Kasus pks
ini adalah salah satu contoh kasus yang memperlihatkan ketidak krtisan media
terhadap fakta yang ada. Salah satu contoh yang menggelitik saya adalah
tentang fakta penangkapan LHI (mantan
ketum pks) yang waktu itu pemberitaan awalnya katanya ditangkap tangan padahal
faktanya beda, bukan hanya itu saat kasus ini mencuat para media langsung
secara gencar menyerang pks dan membuat opini bahwa pks dalam artian satu
partai lah yang terlibat dalam korupsi yang disangkakan kpk dan memuji
pergerakan cepat kpk terhadap kasus ini, tidak salah memang memuji kpk namun
sampai sekarang saya tidak pernah mendengar sikap kritis media yang
mempertanyakan ketimpangan penangan kasus
yang ditangani kpk dimana KPK begitu tanggap dan cepat mengangani kasus
LHI sementara kasus Century, Hambalang, Gayus Tambunan dan kasu besar lainnya
gimana?? Sy smpe sekarang belum menemukan media yang secara gencar mengkritisi
hal ini. Para media ini malah sibuk untuk menghancurkan citra PKS terutama
media yang dibelakangnya ada partai politik (:P hehe). Pembahasan pks ini kayaknya asik kalo di
artikel selanjutnya hehe.
Kembali ke pokok pembicaraan
kita, bahwa intinya bagi sy media kita sekarang sudah tidak sehat lagi. Tulisan
yang saya buat ini bukan untuk mengompor-ngompri siapapun ataupun mengadu
ddomba tapi hanyalah sebuah opini dari dari seorang awan yang melihat keanehan
yang lucu di media kita. Dan inti dari yang ingn saya sampaikan adalah sekarang
kita harus pandai untuk memfilter berbagai pemberitaan khususnya yang berbau
politik apalagi tahun depan adalah pemilu mengingat media kita yang sudah tidak
sehat lagi dan tidak kritis lagi maka kita sebagai penikmat medialah yang harus
kritis. Terima kasih ^^.
0 komentar:
Posting Komentar