Rabu, 29 Mei 2013


 
Sekali-kali ngomongin politik boleh ya. Udah lama banget sebenarnya pengen nulis tentang judul ini soalnya semakin menumpuknya berbagai opini sy tetang tingkah laku media di Negara kita yang semakin aneh dan bagi sy makin tidak kritis lagi???.
Ya, bukan hal yang aneh memang tahun ini media kita (tv,Koran, majalah, online) sangat rame membicarakan politik, toh udah tahun depan pemilu lagi jadi itu adalah hal yang sangat lumrah dan udah seharusnya begitu.  Tapi bagi saya ada kecenderungan yang aneh terjadi dibeberapa media kita, kecenderungan apa itu? Kecenderungan saling sikut lawan politik. Loh kok media yang saling sikut bukan partai politik? Nah loh??? Nah itu dia menurut pandangan sy yang masih awam ini, media kita seolah-olah digunakan oleh partai politik untuk saling mencitrakan dan saling menjatuhkan lawan politik.
Bagi saya, media-media di Negara kita digunakan untuk mencitrakan atau menjatuhkan lawan politik itu sama sekali tidak mengkhawatirkan ketika media kita itu kritis, independen dan tau posisinya dimana, tapi sayangnya pada kenyataanya media kita khususnya media pertelevisian kita ini sebagian besar telah dipegang oleh orang-orang besar di partai politik. Contohnya?? Ya kita semua udah tau dong dua tv besar yang paling gencar ngomongin politik yaitu metrotv dan tvone. Siapa pemilik modal terbesar mereka??siapa lagi kalau bukan Surya Paloh (Nasdem) dan Aburizal Bakrie (Golkar) dan dditambah lagi rcti yang dipegang oleh Hari Tanoe yang dulunya di Nasdem sekarang merapat ke Hanura. Nah loh..gimana tuh???
Sebenarnya tidak baik langsung berprasangka buruk terhadap para media ini dan saya pun awalnya berusaha untuk berprasangka baik dan menganggap bahwa para media ini akan bekerja se independen mungkin walaupun modal terbesar mereka telah dipegang oleh orang-orang besar parpol. Namun prasangka baik itu mulai terkikis sejak Negara api menyerang….eh salah maksudnya sejak beberapa pemberitaan aneh mereka yang tidak seimbang. Apa itu?? Saya ambil contoh kecil saja saat pemberitaan tv one tanggal 27 mei 2013 malam, pada saat itu saya baru saja pulang dari kuliah lapangan di tegal (#penting haha) dan langsung menyetel tvone dan kebetulan saat itu topic pembicaraanya adalah partai Nasdem dan inti dari diskusinya itu adalah pro kontra calon presiden dari nasdem apakah Surya Paloh yang merupakan pendiri nasdem yang pernah menyatakan bahwa nasdem tidak akan menjadi partai politik (hahaha :P) atau ada kader lain? ya inti yang saya tangkap itu. Nah untuk menyeimbangkan berita yang saya tonton saat itu saya coba pindah ke channel metrotv (mungkin sj topic mereka sama) tetapi rupanya pada saat yang sama pemberitaan di metrotv sendiri tidak membahas sedikit pun tentang prahara di nasdem, tumben kan mereka nggan kompak padahal dari kemarin kedua tv ini kompak membantai pks (hehe :P). Hal ini pun bukan hanya sekali terjadi, beberapa bulan yang lalu sempat tvone sangat gencar memberitakan smpe beberapa hari tentang konflik kader dan calon pemimpin partai  yang terjadi di partai nasdem yang saat itu puncaknya Hari Tanoe pindah ke Hanura dan beberapa kader lainnya mundur dari jabatannya, klo kita tonton di tvone pasti atmosfernya berasa sangat panas pada partai ini, namun klo kita lihat di metrotv pada saat yang sama rupanya adem ayem aja kan,,haha lucu sekali. Hal sebaliknya pun juga sering terjadi ketika metrotv lagi gencar-gencarnya memberitakan tentang kejelekan golkar maka sudah pasti tvone yang adem ayem sj. Kalau bukan partai pemilik modal mereka yang bermasalah? Ya sudah pasti dibantai. Contohnya saja kasus PKS kemaren yang secara membabi buta khususnya kedua tv ini benar-benar membantai PKS padahal belum ada bukti yang jelas tentang kasus yang disangkakan oleh KPK yang (katanya) maha benar. Kasus pks ini adalah salah satu contoh kasus yang memperlihatkan ketidak krtisan media terhadap fakta yang ada. Salah satu contoh yang menggelitik saya adalah tentang  fakta penangkapan LHI (mantan ketum pks) yang waktu itu pemberitaan awalnya katanya ditangkap tangan padahal faktanya beda, bukan hanya itu saat kasus ini mencuat para media langsung secara gencar menyerang pks dan membuat opini bahwa pks dalam artian satu partai lah yang terlibat dalam korupsi yang disangkakan kpk dan memuji pergerakan cepat kpk terhadap kasus ini, tidak salah memang memuji kpk namun sampai sekarang saya tidak pernah mendengar sikap kritis media yang mempertanyakan ketimpangan penangan kasus  yang ditangani kpk dimana KPK begitu tanggap dan cepat mengangani kasus LHI sementara kasus Century, Hambalang, Gayus Tambunan dan kasu besar lainnya gimana?? Sy smpe sekarang belum menemukan media yang secara gencar mengkritisi hal ini. Para media ini malah sibuk untuk menghancurkan citra PKS terutama media yang dibelakangnya ada partai politik (:P hehe).  Pembahasan pks ini kayaknya asik kalo di artikel selanjutnya hehe.
Kembali ke pokok pembicaraan kita, bahwa intinya bagi sy media kita sekarang sudah tidak sehat lagi. Tulisan yang saya buat ini bukan untuk mengompor-ngompri siapapun ataupun mengadu ddomba tapi hanyalah sebuah opini dari dari seorang awan yang melihat keanehan yang lucu di media kita. Dan inti dari yang ingn saya sampaikan adalah sekarang kita harus pandai untuk memfilter berbagai pemberitaan khususnya yang berbau politik apalagi tahun depan adalah pemilu mengingat media kita yang sudah tidak sehat lagi dan tidak kritis lagi maka kita sebagai penikmat medialah yang harus kritis. Terima kasih ^^.

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!