Rabu, 24 Juli 2013



Bismillahirrahmanirrahim,,
Pengen coba sedikit berkomentar perihal berita yang dibikin rame oleh media beberapa hari yang lalu yaitu tentang FPI…tteedenggg,,,bicara FPI biasanya banyak orang yang langsung berkomentar negatif bahkan sampai menghujat salah satu ormas ini, hal itu bagi saya tidak aneh karena image atau citra yang coba ditampilkan oleh media berita di tv khususnya  memang negatif. Padahal kalau kita mau adil dan seimbangkan informasinya, FPI itu masih punya kegiatan positif bahkan sangat membantu  namun memang tidak diberitakan di media atau memang medianya tidak mau memberitakannya, salah satu fakta yang menarik adalah FPI merupakan salah satu ormas yang terdepan ketika terjadi bencana, contonya banjir Jakarta sampe gempa aceh beberapa waktu lalu, tapi seperti biasa tentunya media tidak akan memberitakannya, fakta menarik yang lain lagi tentang pembatalan Keputusan Presiden (Keppres) No. 3 Tahun 1997 tentang Minuman Keras (Miras) yang dimenangkan oleh FPI di MA, ini tentu sebuah berita baik karena mengingat Keppres ini selalu menjadi batu pengalang tiap daerah dalam membatasi peredaran miras di daerah, dan sekali lagi berita ini senyap di tv.
Sebelum melanjutkan tulisan ini, cuma mau menegaskan bahwa saya bukanlah orang FPI, simpatisan ataupun sejenisnya, saya cuma mau mencoba untuk berpendapat dari sudut lain dan mencoba untuk tidak menclemencle.Mengenai kasus FPI di Kendal,  menurut saya  itu adalah hal yang sangat disayangkan apalagi sampai menelan korban jiwa, dan menurut saya harus diselesaikan secara hukum, karena itu jelas pelanggaran hukum dan tidak ada keraguan akan hal tersebut dimana oknum pelakunya harus dihukum secara adil sesuai aturan yang berlaku, sesimpel itu sih semestinya,,,tapi melihat perkembangannya memang aneh, bukan soal masalah penuntutan pembubaran FPI tapi  penggiringan opini yang coba dilakukan beberapa pihak melalui media alias “Provokasi”, coba kita perhatikan masalah utama yang coba dibawa oleh FPI sejak awal adalah prostitusi yang masih beroperasi di bulan ramadhan, tapi perkembangan yang terjadi adalah media mencoba menggiring opini dan memfokuskan kita semua ke masalah kecelakaan yang terjadi sehingga banyak yang mencaci maki tanpa tahu duduk persoalanya dan dari penggiringan opini ini akhirnya kita semua tidak peduli bahkan lupa tentang prostitusi yang masih beroperasi  di bulan ramadhan padahal sudah jelas prostitusi ini secara hukum semestinya lebih berat dari kasus kecelakaan oleh oknum FPI (tdk bermaksud meremehkan ya) soalnya bukan hanya menyangkut pelanggaran nilai-nilai agama tapi ini jelas Human Trafficking. Ya akhirnya memang kita semua dicoba untu di #gagalfokus kan sehingga kita menggangap prostitusi itu adalah hal yang wajar, dan pastinya akan ada yang senang kalau hal itu terjadi seperti kumpulan orang-orang liberal yang sangat senang menentang orang-orang yang mencoba melawan prostitusi dan peredaran miras di negeri ini. Yang paling mengecewakan dari peristiwa ini sebenarnya adalah komentar bapak Presiden kita yang malah mengomentari FPI nya ketimbang mengomentari prostitusi yang masih beroperasi di bulan ramadhan yang coba dilawan oleh FPI. Ah kecewa……
Terakhir Cuma ingin menggarisbawahi bahwa kedepan sepertinya akan makin banyak provokasi-provokasi yang seperti ini yang membuat kita #gagalfokus terhadap masalah utama yang lebih besar apalagi tahun depan adalah tahun demokrasi Indonesia, untuk itu kita sangat perlu menyaring berbagai berita dari berbagai media *terutama dari media yang tidak merdeka secara politik*.
Terima Kasih, Wassalam ^^

Jumat, 31 Mei 2013


31 Mei hari ini diperingati sebagai Hari Tanpa Rokok sedunia. Senang rasanya mendengar bahwa ada peringatan semacam ini, tapi kira-kira dampaknya bagi Indonesia apa ya??atau lebih sempit lagi dampaknya bagi kita yang bukan perokok apa ya?? Mengingat para pecandu rokok di Indonesia sudah sangat banyak dan kalau menurut saya sih semakin keras kepala *maap*dan pastinya tidak akan peduli dengan peringatan semacam ini -___-.
Kalau berbicara tentang rokok memang sangat menarik dan biasanya berujung pada diskusi panjang ataupun berakhir pada debat yang panas. Jadi ingat jaman SMP-SMA, bahasan ini menjadi semacam trending topik  yang sering diangkat jika kita diskusi maupun debat dalam kelas. Biasanya dalam diskusi ataupun debat pihak yang kontra rokok biasanya lebih menekankan tentang ampak kesehatan sementra pihak yang pro akan rokok sudah pasti senjata andalan mereka adalah para petani tembakau yang akan kehilangan lapangan pekerjaan mereka dan otomatis mereka semakin miskin. Ya, ini adalah sejata paling ampuh para pro rokok, siapapun mereka dan dimanapun mereka berdiskusi ataupun debat. Mungkin waktu SMP-SMA saya sendiri masih menganggap argument ampuh para ro rokok itu memang tak bisa dibantahkan. Tapi sekarang??. Melihat banyak fakta, saya sebenarnya pengen ketawa melihat negeri kita masih diselimuti oleh asap rokok ini.
Ya, berikut saya mau sedikit berbagi fakta yang saya peroleh tentang bantahan bahwa petani tembakau yang sering dibesar-besarkan oleh para pro rokok. Data ini saya peroleh dari sebuah penelitian lapangan tentang mitos kesejahteraan para petani tembakau oleh Tobacco Control Support Centre – Ikatan Ahli Kesehaatan Masyarakat Indonesia (TCSC-IAKMI). Supaya tidak ada kesan pengeditan maka data dan argumennya angsunng saya tampilkan pada artikel ini. *padahal males ngetik ulang sih..hehehee*
1. Fakta tentang Pertanian Tembakau
image
2. . Fakta Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tembakau
image
3. Fakta Buruh Tani Perempuan dan Anak-anak
image
image
4. Fakta Perilaku Merokok Para Petani Tembakau
image
5. Fakta Kondisi Kerja dan Hubungan dengan Industri Rokok
image
image
image
image
6. Fakta tentang Pengalihan Usaha Pertanian
image
image
Nah loh kan banyak banget fakta yang sangat berkebalikan dengan apa yang selama ini didengungkan oleh para pro rokok maupun para perusahaan rokok. Ini baru fakta tentang petani nya lho yang dipaparkan, belum fakta tentang dampak kesehatan (ini umum sih), serta fakta tentang target terselubung para industry rokok alias remaja dan anak-anak. Kenapa dibilang target terselubung??. Jelas, karena para perusahaan rokok ini mengakunya target produk mereka adalah orang-orang dewasa padahal faktanya para perusaha rokok ini kebanyakan mensponsori kegiatan apa coba?? Yup, pastinya yang berhubunga dengan anak muda dong, mulai dari iklan, kegiatan konser sampai beasiswa pun dijabani, hahha. Masih menyangkal target mereka adalah remaja dan anak-anak? Hmm kalu gitu masih ingat kasus bocah aldi yang kecanduan rokok dong, itu cuma satu contoh tentang keberhasilan target mereka, fakta sekarang tentu kita sudah sangat banyak melihat bagaiman anak-anak SMP-SMA yang sok-sok an merokok seolah itu adalah hal terkeren yang bisa mereka lakukan dan akhirnya itu menjadi pemandangan biasa dilingkungan kita *ckckck* ,  hebatnya bukan cuma SMP-SMA yang merokok, saya juga lumayan sering melihat anak umur SD yang sudah kecanduan rokok, sedih nggak sih????. Memang sangat lucu melihat negeri kita begitu kecanduan rokok dan parahnya lagi seolah-olah mengagunkan dan melindungi para perusahaan rokok. Padahal kalu kita tengok di negeri asal rokok ini, USA. Negeri ini aja udah sangat membatasi yang namanya rokok dengan menaikkan pajak mereka begitu tinggi sampai harga rokok disana pun pastinya tinggi. Bukan hanya itu, masyarakat di sana pun mulai mempersepsikan rokok sebagai hal yang tabu sehingga akan jarang ditemukan orang merokok ditempat umum. Indonesia??? . dimana-mana asap rokok, dimana-mana iklan rokok. -_______-. Sebagai penutup saya juga akan melampirkan video menarik tentang fakta rokok yang ada di pots an nya . Selamat menyaksikan ^-^ dan Terima Kasih .

Kamis, 30 Mei 2013


besok 31 mei itu adalah “World No Tobacco day”, hmmm jdi pengen nyajiin sebuah kultwit yg menarik ttg sedikit fakta rokok dan industrinya di Indonesia„selamat menyimak ^^
1. Alan Landers,bintang iklan rokok winston dan cerutu tiparillo,menderita tumor sbsr bola golf di paru kanannya, menyebar ke kiri #SOpublik
2. Philip Morris, pemilik sampoerna,perusahaan rokok terbesar di Indonesia, mengeluarkan US$ 200 juta utk pemasaran di Indonesia! #SOpublik
3. Mungkin kita tidak menyadari bahwa bombardir perusahaan rokok menjerat konsumennya begitu berapi-api #SOpublik
4. Tentu saja, dgn biaya iklan semahal itu, mereka bs buat iklan yg halus,menyentuh,dan diingat terus. Seperti “ga ada loe, ga rame” #SOpublik
5.Ironis memang olahraga yg menuntut kesehatan fisik tinggi, sportivitas, semangat muda, harus dibiayai oleh perusahaan rokok #SOpublik
6. Tdk hny itu, publik pun dibuat bingung. Fakta bhw rokok terkait dgn kejadian kanker paru pun diputarbalikkan. Publik dibohongi. #SOpublik
7.Perusahaan rokok pun tdk pernah mau mengakui bahwa target pasarnya adlh anak muda. #SOpublik
8. Lalu bgmn dgn konser2 musik yg dibiayai o/ perusahaan rokok yg sebagian besar pengunjungnya adlh anak muda? #SOpublik
9.BAT (British American Tobacco), Philip Morris, Japan Tobacco: 3 produsen rokok raksasa RT @adindadoey: @secondopinionID kl BAT?
10. Global Youth Survey – WHO 2006 – mencatat bhw 24,5% anak laki-laki dan 2,3% anak perempuan (usia 13-15 thn) adlh perokok #SOpublik
11. Inget kasus Aldi, bocah 2,5 thn dari sumsel si pecandu rokok? Masih mau dblg rokok cm pny org dws?? #SOpublik
12. 3,2persen dari angka Global Youth Survey tsb sudah masuk tahap kecanduan #SOpublik
13. Menurut Masli, mantan staf pemasaran Philip Morris Indonesia … #SOpublik
14…. target resmi pasar rokok adlh 18 thn ke atas, namun target tidak resminya 14 thn ke atas! #SOpublik
15. Percaya deh, dws tua itu bkn targetnya industri rokok, aplg yg udah kecanduan.Susah dilepas. Dicari anak muda, long term consumer! #SOpublik
16. Kl omongin rokok serta regulasinya, pasti ga akan habis2 alasannya. Bnyk alasan: hak azasi,ancaman bagi petani/buruh tembakau,dll #SOpublik
17. Bagaimanakah realita nasib petani tembakau dan buruh linting rokok? #SOpublik
18. Data Statistik Upah 2000-4 n Statistik Indonesia 2005-9, upah buruh tembakau/rokok sll dibwh upah buruh makanan/industri kseluruhn #SOpublik
19.Buruh tani di slh 1 daerah JaTim mendaatkan Rp. 15.899,-/hari atau Rp. 413.374,- per bulan, bahkan ada yg lebih buruk!! #SOpublik
20. Jd kl dibilang pengendalian rokok itu akan memiskinkan petani, well, bs dlihat sendiri. Siapa membodohi siapa. #SOpublik
21. Tembakau bukan tanaman yg mudah dan murah utk ditanam. Kalau tiba-tiba diguyur hujan, habislah sudah #SOpublik
22. Tembakau yg sll dikatakan tanaman khas Indonesia adlh mitos, Tobacco nikotina berasal dari Amerika latin #SOpublik
23. Penghargaan atas kualitas daun tembakau pun beragam, tdk ada regulasi. Ditentukan di tgn tengkulak. Petani cuma bisa pasrah. #SOpublik
24. Mahalnya ongkos tanam tembakau juga membuat petani harus terus berhutang utk bisa tanam tembakau. Gali lubang tutup lubang #SOpublik

Rabu, 29 Mei 2013


 
Sekali-kali ngomongin politik boleh ya. Udah lama banget sebenarnya pengen nulis tentang judul ini soalnya semakin menumpuknya berbagai opini sy tetang tingkah laku media di Negara kita yang semakin aneh dan bagi sy makin tidak kritis lagi???.
Ya, bukan hal yang aneh memang tahun ini media kita (tv,Koran, majalah, online) sangat rame membicarakan politik, toh udah tahun depan pemilu lagi jadi itu adalah hal yang sangat lumrah dan udah seharusnya begitu.  Tapi bagi saya ada kecenderungan yang aneh terjadi dibeberapa media kita, kecenderungan apa itu? Kecenderungan saling sikut lawan politik. Loh kok media yang saling sikut bukan partai politik? Nah loh??? Nah itu dia menurut pandangan sy yang masih awam ini, media kita seolah-olah digunakan oleh partai politik untuk saling mencitrakan dan saling menjatuhkan lawan politik.
Bagi saya, media-media di Negara kita digunakan untuk mencitrakan atau menjatuhkan lawan politik itu sama sekali tidak mengkhawatirkan ketika media kita itu kritis, independen dan tau posisinya dimana, tapi sayangnya pada kenyataanya media kita khususnya media pertelevisian kita ini sebagian besar telah dipegang oleh orang-orang besar di partai politik. Contohnya?? Ya kita semua udah tau dong dua tv besar yang paling gencar ngomongin politik yaitu metrotv dan tvone. Siapa pemilik modal terbesar mereka??siapa lagi kalau bukan Surya Paloh (Nasdem) dan Aburizal Bakrie (Golkar) dan dditambah lagi rcti yang dipegang oleh Hari Tanoe yang dulunya di Nasdem sekarang merapat ke Hanura. Nah loh..gimana tuh???
Sebenarnya tidak baik langsung berprasangka buruk terhadap para media ini dan saya pun awalnya berusaha untuk berprasangka baik dan menganggap bahwa para media ini akan bekerja se independen mungkin walaupun modal terbesar mereka telah dipegang oleh orang-orang besar parpol. Namun prasangka baik itu mulai terkikis sejak Negara api menyerang….eh salah maksudnya sejak beberapa pemberitaan aneh mereka yang tidak seimbang. Apa itu?? Saya ambil contoh kecil saja saat pemberitaan tv one tanggal 27 mei 2013 malam, pada saat itu saya baru saja pulang dari kuliah lapangan di tegal (#penting haha) dan langsung menyetel tvone dan kebetulan saat itu topic pembicaraanya adalah partai Nasdem dan inti dari diskusinya itu adalah pro kontra calon presiden dari nasdem apakah Surya Paloh yang merupakan pendiri nasdem yang pernah menyatakan bahwa nasdem tidak akan menjadi partai politik (hahaha :P) atau ada kader lain? ya inti yang saya tangkap itu. Nah untuk menyeimbangkan berita yang saya tonton saat itu saya coba pindah ke channel metrotv (mungkin sj topic mereka sama) tetapi rupanya pada saat yang sama pemberitaan di metrotv sendiri tidak membahas sedikit pun tentang prahara di nasdem, tumben kan mereka nggan kompak padahal dari kemarin kedua tv ini kompak membantai pks (hehe :P). Hal ini pun bukan hanya sekali terjadi, beberapa bulan yang lalu sempat tvone sangat gencar memberitakan smpe beberapa hari tentang konflik kader dan calon pemimpin partai  yang terjadi di partai nasdem yang saat itu puncaknya Hari Tanoe pindah ke Hanura dan beberapa kader lainnya mundur dari jabatannya, klo kita tonton di tvone pasti atmosfernya berasa sangat panas pada partai ini, namun klo kita lihat di metrotv pada saat yang sama rupanya adem ayem aja kan,,haha lucu sekali. Hal sebaliknya pun juga sering terjadi ketika metrotv lagi gencar-gencarnya memberitakan tentang kejelekan golkar maka sudah pasti tvone yang adem ayem sj. Kalau bukan partai pemilik modal mereka yang bermasalah? Ya sudah pasti dibantai. Contohnya saja kasus PKS kemaren yang secara membabi buta khususnya kedua tv ini benar-benar membantai PKS padahal belum ada bukti yang jelas tentang kasus yang disangkakan oleh KPK yang (katanya) maha benar. Kasus pks ini adalah salah satu contoh kasus yang memperlihatkan ketidak krtisan media terhadap fakta yang ada. Salah satu contoh yang menggelitik saya adalah tentang  fakta penangkapan LHI (mantan ketum pks) yang waktu itu pemberitaan awalnya katanya ditangkap tangan padahal faktanya beda, bukan hanya itu saat kasus ini mencuat para media langsung secara gencar menyerang pks dan membuat opini bahwa pks dalam artian satu partai lah yang terlibat dalam korupsi yang disangkakan kpk dan memuji pergerakan cepat kpk terhadap kasus ini, tidak salah memang memuji kpk namun sampai sekarang saya tidak pernah mendengar sikap kritis media yang mempertanyakan ketimpangan penangan kasus  yang ditangani kpk dimana KPK begitu tanggap dan cepat mengangani kasus LHI sementara kasus Century, Hambalang, Gayus Tambunan dan kasu besar lainnya gimana?? Sy smpe sekarang belum menemukan media yang secara gencar mengkritisi hal ini. Para media ini malah sibuk untuk menghancurkan citra PKS terutama media yang dibelakangnya ada partai politik (:P hehe).  Pembahasan pks ini kayaknya asik kalo di artikel selanjutnya hehe.
Kembali ke pokok pembicaraan kita, bahwa intinya bagi sy media kita sekarang sudah tidak sehat lagi. Tulisan yang saya buat ini bukan untuk mengompor-ngompri siapapun ataupun mengadu ddomba tapi hanyalah sebuah opini dari dari seorang awan yang melihat keanehan yang lucu di media kita. Dan inti dari yang ingn saya sampaikan adalah sekarang kita harus pandai untuk memfilter berbagai pemberitaan khususnya yang berbau politik apalagi tahun depan adalah pemilu mengingat media kita yang sudah tidak sehat lagi dan tidak kritis lagi maka kita sebagai penikmat medialah yang harus kritis. Terima kasih ^^.

Selasa, 07 Mei 2013

selama ini kt trlalu sring ribut dgn kasus perbudakan dluar negeri tpi rupanya ddlm negeri sendiri perbudakan itu bhkan lebih mengerikan dan itu terjadi tdk jauh dr pusat ibukota…dan mirisnya lagi rupanya uu ttg perbudakan di negeri ini sm sekali blum jelas. definisi ttg perbudakan tidak jelas, siapa yg berhak mnetapkan suatu kadus adlh perbudakan…ckckc
Tolaklah Kejahatan dengan Yang Lebih Baik
Sering kesal karena anda adalah pejalan kaki dan penikmat angkot harian, lalu menemukan angkot langganan anda ngetem lama hingga mengganggu jadwal yang sudah anda usahakan ditepati? Atau anda pengguna kendaraan roda dua atau empat yang hampir celaka lalu lintas karena angkot tetiba berhenti didepan mata, parkir di dua lajur diantara tiga lajur jalan, atau mengambil-menurunkan penumpang ditengah marka?
Anda tidak sendiri, saya rasa jutaan orang berpendapat yang sama.
Di republik ini —saya nggak tahu di tempat lain—, kesewenang-wenangan memang merajalela. Tiada peduli kaya ataupun miskin. Bila yang kaya seolah boleh sombong karena kekayaannya, maka yang miskin juga merasa yang sama. Karena merasa dirinya ‘wong cilik‘ atau ‘orang susah’ jadi seolah-olah menjustifikasinya melakukan apa saja semaunya, merasa punya hak untuk dzalim.
Karena susah, lantas merasa pantas untuk meminta-minta, boleh untuk bertindak semaunya, layak untuk berbuat seenaknya. Ini betul-betul mental yang buruk, tiada bedanya dengan orang kaya yang sombong karena hartanya.
Bila yang kaya memarkir kendaraannya sembarang tempat dengan legitimasi ‘kekayaannya’, maka yang miskin pun tak mau kalah dengan memarkir kendaraannya disembarang tempat karena legitimasi ‘kemiskinannya’. Tampaknya kita sudah mulai kehilangan rasa malu.
Bila yang kaya membuang sampah sembarangan karena merasa sudah ‘membayar’, maka yang miskin pun tidak mau kalah dengan membuang sampah sembarangan karena merasa ‘tidak mampu membayar’
Karena anda ‘wong cilik‘ atau ‘wong susah’, tidak lantas anda boleh merasa arogan.
Tapi itulah yang terjadi pada ummat Muslim di negeri ini. Seolah arogan menjadi boleh jika kita merasa tertindas, merasa kecil. Atau lebih tepatnya, merasa boleh bermaksiat sebagai balasan atas terdzaliminya diri kita.
Membalas yang serupa, atau yang lebih daripadanya. Mungkin ini mental buruk yang masih kita simpan, penanda hati yang mulai membusuk.
Seorang sopir angkot mungkin —mungkin— menganggap tindakannya ugal-ugalan di jalan, parkir dan ngetem memakan seluruh badan jalan, adalah tindakan yang benar. Sebagai balasan atas tertindasnya dirinya. Sama seperti orang kaya yang memarkir sembarangan kendaraan mewahnya karena merasa itu adalah balasan atas pajak yang dia bayarkan.
Perilakunya berdasar ide yang sama. Membalas.
Lucunya, perilaku ini bahkan hadir ditengah kelompok manusia istimewa diantara yang teristimewa, ialah pengemban dakwah. Seringkali diantara kita merasa boleh berkata kasar pada yang lainnya, mencela dan memaki tanpa henti, mengolok-olok dan mencaci. Hanya karena kita merasa sudah didzalimi.
Membalas yang sepadan, kalau bisa lebih menyakitkan. Bukankah itu idenya?
Padahal Allah telah ingatkan kita dalam Al-Qur’an dengan sebuah nasihat yang berlaku hingga akhir zaman
وَلا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang diantaramu dan dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (TQS Fushilat [41]: 34-35)
Tidak akan selesai dengan kebaikan orang-orang yang membalas kejahatan dengan sepadan atau dengan yang lebih menyakitkan. Jelas itu bukan cara Islam.
Membalas perlakuan serupa hanya menempatkan diri kita dalam tingkatan yang sama rendahnya, bukan amal yang luhur sebagaimana digariskan Islam, dan dicontohkan Rasulullah saw. Membalas perlakuan lebih menyakitkan tidak akan memberikan sebuah penyadaran, bahkan justru membuat mudharat yang lebih besar lagi.
Walau kita disakiti dan didzalimi oleh saudara seiman, hak saudara kita tetap lisan yang baik dan amal yang indah dari kita. Tiada terkotori oleh rasa dendam dan rasa ingin membalas. Wangi perbuatan inilah yang diajarkan oleh Nabi saw pada ummatnya.
تعرض الأعمال كل يوم اثنين وخميس، فيغفر الله عزَّ وجلَّ في ذلك اليوم لكل امرئ  لا يشرك بالله شيئاً إلا امرأ كانت بينه وبين أخيه شحناء فيقول: انظروا هذين حتى يصطلحا
Amal perbuatan diperlihatkan (dihadapan Allah) setiap hari senin dan kamis, kemudian pada hari itu Allah Azza wa Jalla mengampuni dosa setiap orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Kecuali orang yang terdapat diantara dia dan saudaranya sebuah permusuhan, Allah berfirman: “Tangguhkanlah dari kedua orang ini hingga keduanya berdamai” (HR Muslim)
Seseorang mencela Imam As Sya’bi, lalu As Sya’bi mejawab: “Bilamana engkau berbohong, semoga Allah mengampunimu, namun bila engkau benar, semoga Allah mengampuniku”
Tidak sulit “menolak kejahatan dengan cara yang lebih baik”. Karena sesungguhnya syaitan bersemayam dalam tindakan kasar kepada sesama, dan lisan buruk yang terucap dari lisan. Tanpa kita sadari amal kita dibakar habis api hasud dan meninggalkan debu yang kelak disapu angin waktu. Atau lebih parah lagi amal kita sudah disita ghibah dan kata-kata kasar, meninggalkan kita dengan hutang dosa yang kelak dibayar dengan menindihkan diri atas dosa orang lain. Tiada guna balas membalas dalam keburukan. Tiada manfaat balas membalas bahkan dengan yang lebih buruk.
Jadilah pemaaf. Jadilah orang yang bertanggung jawab atas diri kita. Bukan pelaknat dan karenanya kita dicatat sebagai yang terlaknat.
Patut dicatat, pada saat Perang Uhud, kaum Muslim banyak yang gugur, bahkan wajah Rasulullah terluka tersayat pedang. Darah bercucuran dan satu gigi beliau tanggal terkena tombak musuh. Pada saat itu, ada sebagian sahabat yang berkata, “Ya Rasulullah, berdoalah untuk kebinasaan orang-orang musyrik.”
Dengan suara lirih menahan rasa sakit, beliau menjawab, “Tidak, aku bukan tukang laknat. Sesungguhnya aku diutus sebagai pembawa rahmat” (HR Muslim)
Biarlah orang lain bertindak dzalim, maka tugas kita menasihati bukan melaknati, memberikan keterangan bukan membalas yang sepadan, menampilkan kebaikan bukan justru menyakitkan.
Dan bila urusan ‘balas-membalas keburukan ini bisa selesai’. Mudah-mudahan karena kita lantas orang-orang terinspirasi. Dari yang mulia hatinya karena mengemban Islam orang bisa mengambil tauladan. Karenanya tersebarlah Islam, dan mulialah agama.
Akal bisa diajar dengan dalil, namun hati hanya dengan akhlak bisa diambil. Bersikaplah mulia, dan mudah-mudahan Allah ganjar dengan surga.
akhukum, @felixsiauw
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!